Mengembangkan Produk Olahan Agroindustri

Lampung Agrobisnis :Mengembangkan Produk Olahan (Produk Agroindustri) : Produk agroindustri tidak selalu berbentuk fisik seperti kripik pisang; teh kotak, juice sirsat dan sebagainya; tetapi ada yang tidak berbentuk fisik seperti jasa agroindustri (konsultan), bantuan organisasi, ide dan sebagainya. Sedangkan produk agroindustri yang berbentuk fisik yang bahan bakunya diperoleh dari produk usahatani, maka produk agroindustri tersebut dinamakan produk sekunder (produk olahan).

Sebaliknya bila produk usahatani langsung dijual ke pasar, maka produk tersebut dinamakan produk primer. Kapan suatu produk pertanian dijual dalam bentuk produk primer atau sekunder tergantung dari ciri produk tersebut. Pengolahan produk primer ke produk sekunder, utamanya dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah. Bila ada nilai tambah yang lebih tinggi, maka keuntungan usahatani akan lebih besar lagi.


Produk agroindustri yang dihasilkan dari proses pengolahan sangat tergantung dari tersedianya bahan baku yang cukup dan kontinu; kualitas dan harga. Sedangkan pengembangan produk agroindustri sangat tergantung dari permintaan pasar atau permintaan konsumen. Perubahan yang ada di pihak konsumen apakah itu selera, tingkat pendapatan konsumen dan jumlah konsumen yang semakin bertambah adalah menentukan volume produk agroindustri yang dijual ke pasar. Kadang-kadang bukan volume yang bertambah tinggi tetapi juga tuntutan kualitas produk yang juga menaik.
Bila pasar sudah jenuh, maka perlu strategi penetrasi pasar. Tujuannya untuk meningkatkan jumlah barang agroindustri yang dijual, misalnya melalui promosi yang lebih intensif lagi. Kalau strategi ini tidak membawa hasil, maka perlu dilakukan strategi pengembangan pasar. Artinya, produk agroindustri yang sama dijual di pasar yang lain atau di tempat yang baru. Karena di tempat yang baru tersebut produk agroindustri ini belum dikenal, maka perlu ada intensifikasi promosi yang lebih gencar.

Bila saja dua macam strategi itu sudah tidak mampu lagi menaikkan omzet penjualan, maka produk agroindustri tersebut perlu ditinjau kembali. Mengapa produk tersebut tidak mampu bersaing di pasaran? Di sini diperlukan strategi pengembangan produk atau strategi diversifikasi vertikal. Artinya produk yang dijual dengan perlakuan yang berbeda. Misalnya teh kotak isi 350 ml; 500 ml; 650 ml; 750 ml; dan 1000 ml (1 liter). Atau bentuk kemasan diubah sedemikian rupa sehingga lebih menarik pembeli; atau warna kemasan diubah; atau label tulisan diganti yang semuanya itu agar dapat memikat pembeli.

Kalau ketiga strategi ini sudah kurang atau tidak mampu lagi menaikkan penampilan pasar produk agroindustri tersebut, maka strategi terakhir adalah melakukan diversifikasi produk. Jadi perusahaan tidak menjual teh kotak saja, tetapi juga sirsat, kelapa, jeruk, jambu, blimbing dan sebagainya,. dalam bentuk juice. Karena ini produk baru, maka perlu promosi yang lebih intensif lagi.

0 komentar: